KilasMalang.com -- Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan teknologi senjata hipersonik yakni sistem yang mampu bergerak lebih dari lima kali kecepatan suara (Mach 5+), membuatnya sulit dideteksi dan diintersepsi oleh sistem pertahanan konvensional. Teknologi ini mencakup rudal hipersonik, kendaraan meluncur hipersonik, dan proyek-proyek eksperimental berbasis elektromagnetik seperti railgun atau meriam elektromagnetik.
1. Apa Itu “Meriam Hipersonik”?
Istilah meriam hipersonik sering kali mengacu pada railgun elektromagnetik, yaitu senjata yang memanfaatkan medan magnet untuk mempercepat proyektil ke kecepatan sangat tinggi tanpa penggunaan bahan peledak. Secara teoretis, peluru railgun bisa mencapai kecepatan di kisaran hipersonik sehingga menimbulkan efek kinetik destruktif yang besar.
Namun perlu ditegaskan:
🔹 Railgun hipersonik ini berbeda dari rudal hipersonik.
Rudal hipersonik memiliki mesin pendorong sendiri (scramjet atau booster), sedangkan railgun hanya mempercepat proyektil melalui medan elektromagnetik.
2. Ujicoba Railgun China: Ambisi Besar, Tantangan Teknis
Beberapa laporan menyebut bahwa China telah melakukan uji coba electromagnetic railgun, termasuk peluncuran proyektil ke ketinggian atmosfer atau kecepatan hipersonik. Namun hasilnya belum sepenuhnya sukses atau belum diadopsi sebagai senjata operasional skala luas:
📌 Uji coba railgun dilaporkan mencapai hipersonik
China telah menembakkan proyektil melalui railgun yang mencapai ketinggian sekitar 15 km pada kecepatan melebihi Mach 5, yang diklasifikasikan sebagai hipersonik.
Namun, laporan ilmiah menunjukkan proyektil tidak mengikuti lintasan yang diharapkan dan ujicoba tersebut dinyatakan memiliki masalah teknis signifikan, seperti proyektil berputar terlalu cepat sehingga tidak stabil.
📌 Tantangan teknis masih besar
* Para peneliti menemukan bahwa kontrol stabilitas proyektil pada peluncuran elektromagnetik memerlukan solusi baru karena cara kerja railgun berbeda dari senjata artileri konvensional.
* Meskipun mengalami kendala, data dari eksperimen dipandang penting untuk pengembangan lebih lanjut.
👉 Artinya, walaupun ada uji tembak yang memperlihatkan kecepatan hipersonik, China masih berada pada tahap eksperimen dan evaluasi teknologi railgun, bukan pada tahap produksi massal atau penerapan militer penuh seperti misalnya rudal hipersonik.
---
3. Konteks Lebih Luas: Fokus China pada Senjata Hipersonik
Sementara meriam elektromagnetik masih di tahap pengembangan eksperimen, China justru **lebih nyata memamerkan dan menguji sistem hipersonik berbasis rudal dan kendaraan meluncur**, termasuk di parade dan uji resmi yang mengundang perhatian global:
🔹 Rudal hipersonik YJ-20 — Salah satu rudal hipersonik anti-kapal yang telah ditampilkan dalam parade besar dan dilaporkan diuji tembak oleh Destroyer Type-055 China, menunjukkan potensi integrasi senjata hipersonik dalam Angkatan Laut China.
🔹 Beragam keluarga senjata hipersonik — Sistem seperti YJ-17, YJ-19, YJ-21, dan kemungkinan CJ-1000 menunjukkan spektrum luas teknologi hipersonik yang sedang dikembangkan.
🔹 Kemajuan lokal dan perusahaan swasta — Perusahaan seperti Lingkong Tianxing mengembangkan rudal hipersonik YKJ-1000 yang diklaim murah dan bisa diproduksi massal, meskipun klaimnya perlu diverifikasi lebih lanjut.
Ini menunjukkan bahwa China secara sistematis meningkatkan kapabilitas hipersonik mereka, baik di sektor militer negara maupun kolaborasi dengan sektor swasta teknologi.
4. Makna Strategis dan Reaksi Dunia
Perkembangan hipersonik China — termasuk percobaan railgun dan rudal hipersonik — dilihat sebagai bagian dari upaya memperluas dominasi teknologi militer di abad ke-21:
⚠️ Hipersonik sulit diintersep oleh sistem pertahanan konvensional karena kecepatannya dan kemampuan manuvernya. Ini menjadi kekhawatiran signifikan terutama bagi negara dengan sistem pertahanan lanjutan seperti AS, Jepang, dan negara di Indo-Pasifik.
🌏 Uji coba publik serta demonstrasi di parade militer global menandakan bahwa Beijing ingin mengirim pesan kekuatan teknologi militer yang lebih maju dan menyesuaikan postur strateginya dalam persaingan global.
Kesimpulan
🔹 Meriam hipersonik berbasis railgun yang dimaksud publik bukanlah senjata operasional siap pakai saat ini — melainkan proyek eksperimen yang telah diuji, mencapai hipersonik dalam beberapa parameter, tetapi masih menghadapi tantangan teknis.
🔹 China lebih nyata berkembang dalam teknologi hipersonik berbasis rudal dan kendaraan meluncur, dengan beberapa sistem yang sudah dipamerkan atau diuji secara resmi.
🔹 Kemajuan ini memiliki dampak besar terhadap strategi pertahanan global, terutama bagi keamanan di kawasan Indo-Pasifik dan relasi militer besar seperti antara China, AS, dan sekutunya.









